Rabu, 12 Februari 2014
Bagaimana akhirnya?
Kapankah kisah
kita akan berakhir bahagia ? dapatkah aku menjadi tulang rusukmu ?
Lagi. Hanya itu yang bisa kita bahas. Masalah pelajaran, kuliah, dan
perdebatan tak jelas yang sudah bisa aku tebak akhirnya. Hambar sekali,
sungguh, itu semua sangat membosankan dan hampir menjengkelkan. Aku tak tahu
harus bagaimana lagi mengubah situasi yang lama kelamaan menjadi canggung. Kita
sudah cukup dewasa untuk sekadar menyatakan perasaan masing-masing, walaupun
aku masih menunggu agar kau terlebih dahulu mengungkapkannya. Tetapi, hingga
sekarang yang kalau dihitung sudah 4 tahun, kau tetap bungkam seolah semuanya
tak mempumyai arti. Kadang aku ragu akan hubungan ini, apakah kau memang tak
pernah menyukaiku? Dan apakah aku yang terlalu percaya diri atas hubungan kita
yang tak tau bagaimana akhirnya.
Ah, sudahlah. Aku mulai berpikir untuk mundur dan melupakan semuanya.
Namun, itu semua tak semudah membalikkan telapak tangan, semuanya memerlukan
proses yang cukup menguras pikiran, perasaan, dan waktu. Apalagi saat kau tiba-tiba
muncul, walau hanya sekadar menyukai statusku di facebook dan tahukah kau? Itu sangat menganggu. Hati ini mulai
goyah lagi, mulai berharap lagi, dan mulai menggoda akal dan pikiran untuk
lebih dekat denganmu. Kembali aku teringat kenangan kita dimasa lalu, saat kita
baru masuk SMA.
Flashback
Masa SMA akan dimulai sebentar lagi. Mendapat teman baru, guru baru,
suasana kelas yang baru, dan yang pasti baju seragam baru. Itu semua yang aku
pikirkan ketika aku telah diterima di SMA favorite di daerahku. Senang sekali
rasanya mengetahui aku sudah menginjakkan kaki di sekolah baru yang akan
menjadi tempat belajar sekaligus tempat bergaul dengan teman-teman baru selama
3 tahun ke depan. Kini aku sedang duduk dikelasku yaitu sepuluh D (X D). Disini
aku mengenal beberapa teman SMP yang juga sekolah disini dan aku duduk sebangku
dengan salah satu teman SMP ku, namanya Emili putri baby dipanggil emil.
Aku sendiri, namaku Irsa Safitri
dipanggil Irsa. Aku anak kelima dari lima bersaudara, saudaraku terdiri dari
dua laki-laki dan dua perempuan. Aku berasal dari keluarga yang sederhana,
tetapi aku bahagia dengan hidupku sekarang karena disaat orang diluar sana
banyak yang hidup menderita dan bertempat tinggal kurang layak, aku masih
diberi kehidupan yang damai dan mempunyai tempat tinggal sederhana yang masih
nyaman untuk ditinggali. Begitulah kehidupan, Tuhan sudah mengatur setiap
kehidupan umatnya, hanya saja perubahan bisa terjadi jika umatnya mampu
berusaha untuk mengubahnya.
Kini kami siswa baru harus
menjalani masa orientasi siswa (MOS) yang dilakukan selama tiga hari. Hari
pertama dilalui dengan upacara menyambut siswa baru dan dilanjutkan pemeriksaan
atribut yang dipakai saat ospek oleh kakak kelas dengan sedikit bentakan untuk
membuat siswa baru takut, jika atribut yang diperintahkan tidak sesuai dengan
peraturan atau lebih parahnya tidak memakai atribut, maka akan diberikan sanksi
atau hukuman yang akan mempermalukan diri kami sendiri. Seperti saat ini, ada
tiga murid baru dari kelas yang berbeda tidak memakai atribut yang sesuai
dengan peraturan hingga mereka di minta berdiri di depan kelas sambil melakukan
aksi-aksi lucu yang membuat seisi kelas tertawa, tapi hal yang paling
menyebalkan adalah kami dilarang tertawa sehingga kami semua terpaksa menahan
tawa yang hampir meledak itu.
Hari pertama telah berlalu,
sekarang sudah menginjak hari kedua. Kami dikelompokkan berdasarkan kelas
masing-masing untuk menempati kelas masing-masing pula. Hari kedua ini sangat
membosankan karena diisi dengan sosialisasi dari berbagai organisasi yang ada
di sekolah seperti pramuka, osis, rohis, sispala, dan sebagainya. Namun di
akhir acara kami diberi permainan yang sangat menyenangkan yang salah mendapat
hukuman. Seperti sekarang ini, dua teman kelasku satu orang cewek dan satu
orang cowok melakukan kesalahan, mereka di beri sanksi untuk memerankan
pasangan suami istri yang diceritakan ketika si istri minta dibelikan cicin
kepada suaminya. Adegan ini sangat lucu, aku sungguh tak bisa menahan tawa,
tapi seperti biasanya kami dilarang untuk tertawa.
Sampailah MOS terakhir di hari
ketiga, kami diperintahkan untuk memakai baju olahraga SMP dan kami di suruh
membawa tiga buah snak dan beberapa permen. Aku bingung apa yang akan kami
lakukan dengan snak dan permen itu. Setelah melakukan senam pagi bersama-sama,
kebingunganku terjawab, snak dan permen diletakkan ditengah lingkaran lapangan
basket dan kami disuruh mengambil satu snak dan satu permen secara bersamaan
sehingga kami harus berdesak-desakan untuk mengambilnya karena dengan siswa
yang sangat ramai ini kami harus berusaha mengambil snak dan permen di tempat
yang kecil itu. Aku merasa sangat bodoh dengan permainan tersebut, tapi mau
bagaimana lagi.
***
to be countinued...
Langganan:
Komentar (Atom)