*Ini merupakan cerbung (cerita bersambung) hehe^^
Fiuhhh.. aroma yang begitu menyengat
tercium oleh indra penciuman seorang gadis mungil bernama Nesti yang ingin
pergi ke toilet bersama teman sebangkunya Lisa. “sa, apa kamu mencium aroma
yang sangat nyaman tadi ?”, Tanya Nesti antusias karena mencium aroma yang
sangat wangi ketika berpapasan dengan siswa kelas sepuluh. “Nggak !!”, jawab Lisa cuek. “Ah,
hidungmu pasti lagi nggak beres deh sa” , sahut Nesti kesal. “Hm,, maybe.. hehe
emangnya tadi kamu nyium bau apa? Bau wc? Haha” , Tanya Lisa sambil mengejek.
“Bukan bau wc, tapi bau parfum yang sangat menyengat, wangi banget.. hihi” ,
jawabnya sambil nyengir. “Oh,, pasti parfum dari salah satu adik kelas tadi ya
?´, sambung Lisa. “Maybe”, balas Nesti singkat.
****
Setelah kejadian di sekolahnya, di
rumah Nesti tak henti-hentinya memikirkan aroma parfum yang begitu menyengat
dari salah satu adik kelasnya itu. “apa dia mandi parfum yah?” , pikirnya yang
mulai mengaur, “siapa ya cowok itu .. hihi” , gumamnya lagi sambil
senyum-senyum sendiri. Saking asiknya melamun, Nesti sampai tidak sadar kalau
dari tadi ibunya memanggil. “Nes,, kamu ngapain sih, dari tadi mama panggil
nggak respon..” , sahut ibunya yang kini telah berada di kamar Nesti.
Nesti pun tersentak dan tersadar dari
lamunannya. “Eh, mama.. ada apa ma? ”, jawabnya santai. “Mama mau keluar
sebentar, jaga rumah ya, jangan sampe’ kamu tinggalin” , pesan sang Ibu pada
anaknya. “Oke mom”, kata Nesti sambil membuat lingkaran dengan jari telunjuk
dan jari jempolnya. Setelah ibunya pergi, Nesti kembali ke aktivitas yang tadi
sempat terganggu, yaitu MELAMUN.
****
“Ting-ting
bukan permen, ting-ting bukan biscuit, ting-ting bukan permen ting-ting bukan biscuit”.
Alarm dikamar Nesti berbunyi dengan nyaring dan Nesti sama sekali tidak
berpengaruh dengan suara tersebut, dia malah masih terlelap ke alam mimpi. “Ting-ting
bukan permen ting-ting bu……” alarm itu berhenti karena Ibu Nesti tiba-tiba
masuk ke kamarnya dan mematikan alarm Nesti yang sangat mengganggu itu.
“Nesti..
bangun,..” , teriak ibunya tepat di telinga Nesti. “hmm,” gumamnya sebentar
kemudian dia tidur lagi tanpa menghiraukan ibunya yang hanya bias geleng kepala
melihat tingkah anak sulungnya itu.
“Nes,, kamu nggak mau sekolah ya ? udah jam 06.40 nih” , sahut ibunya berharap
anaknya bisa bangun. Nesti yang setengah sadar mendengarkan omongan ibunya dan
dia pun bergegas bangun dari tempat tidurnya. “ah mama bangun Nesti telat,”,
sahutnya sebelum masuk ke kamar mandi. Ibunya hanya menggeleng untuk yang kedua
kalinya melihat tingkah laku anaknya yang sudah menginjak masa transisi antara
remaja menuju dewasa itu.
Jam telah
menunjukan pukul 06.55 dan Nesti baru saja memakai sepatu dengan tergesa-gesa. Untung
saja jarak rumahnya dengan sekolah tidak terlalu jauh sehingga tidak memakan
waktu lama untuk segera sampai ke sekolah.
Tet, tet,
tet, bel sekolah telah berbunyi tepat setelah Nesti memasuki gerbang sekolah,
dia pun berlari menuju kelasnya yang lumayan jauh karena terletak di ujung
bangunan sekolah. Sekitar lima langkah menuju kelasnya, terlihat sekumpulan
siswa laki-laki kelas sepuluh yang berjalan kearah berlawan dengan Nesti
sehingga mereka berpapasan. Seketika Nesti berhenti karena aroma parfum yang
sama seperti kemarin kembali singgah di indra penciumannya. Dia pun berbalik
dan melihat sekumpulan siswa itu yang sudah mulai menjauh. “Hei,,, cepat masuk,
nanti keburu bu Liana masuk” , sahut Lisa yang tiba-tiba sudah berada di
dekatnya sambil memegang pundak Nesti. “Astaga, ngagetin aja kamu sa,” sahut
Nesti dengan wajah terkejut.
****
Tidak terasa
waktu sudah menunjukkan pukul 09.58, Nesti dan Lisa mulai menghitung detik demi
detik waktu sampai jam menunjukan pukul 10.00 dan bel istirahat akan berbunyi.
Itu adalah salah satu hobby aneh yang sering mereka lakukan untuk menunggu
waktu istirahat. “Yes” gumam mereka bersamaan. Bu Elis guru fisika pun pamit
keluar dari kelas mereka setelah 2 jam mengajar di kelas XII IPA 1 ini. “Let’s go kantin”, kata Lisa semangat.
Nesti dan
Lisa pun pergi ke kantin dengan langkah cepat karena kelas mereka jauh dari
kantin. Jika mereka terlambat ke kantin,
maka mereka harus rela desak-desakkan untuk mengambil makanan.
“huh,,
untung kita cepat ke kantin, jadi gampang deh ngambil pop mie” , sahut Lisa
dengan tangan kanan yang memegang pop mie dan tangan kirinya memegang minuman.
“he’eh” sambung Nesti singkat. Mereka pun kembali ke kelas untuk menikmati
makanan mereka karena di kantin sudah mulai penuh.
Saat
melewati kelas X E, Nesti melihat seorang siswa yang sedang duduk di kursi
depan kelasnya sambil memainkan handphone. Fiuhh,, aroma itu kembali mengganggu
indra penciumannya, dan itu membuat Nesti yakin kalau aroma parfum yang dia
hirup belakangan ini bersumber dari adik kelasnya yang tadi memainkan
handphone.
Sesampainya
di kelas, “sa, cowok tadi pakai parfum apa ya? Kok wangi banget” , tanya Nesti
kepada Lisa yang sedang asik menikmati pop mie. “yang mana? “ , tanya Lisa
balik dengan mulut yang penuh dengan mie. “ckck, yang tadi duduk di kelas X E
itu loh, masa kamu nggak liat !” , kata Nesti yang mulai kesal sambil meniup
poninya. “hmm, mau gimana lagi, wong aku emang nggak liat..” , jawabnya santai.
“huhh,, ya udah deh kalau nggak liat” , sahut Nesti yang akhirnya menyerah
berbicara dengan teman sebangkunya yang aneh itu.
****
Setelah pertemuannya singkat dengan
adik kelasnya yang wangi itu, Nesti jadi
berinisiatif untuk menanyakan nama cowok itu kepada adik sepupunya sekarang
sudah kelas satu SMA, sama dengan cowok wangi itu. “no, kamu kenal nggak sama anak kelas sepuluh
E yang wangi ? “ , Tanya langsung ketika Ino adik sepupunya berkunjung ke
rumahnya. “yang wangi ?? cowok apa cewek?” Tanya Ino heran. “cowok,, dia itu wangi banget, hihi jadi pengen tau
nama nya haha “ ucapnya blak-blakkan. “ckckck, emang cowok di kelas kakak
bau-bau ya? Sampe aneh gitu nemu cowok wangi” sahut Ino yang kedengarannya
mengejek. “aishh,, nggak juga gitu kali ya, cowok itu tuh beda no, dia tuh wangi
yang overdosis, walaupun tampangnya biasa aja.” Jelas Nesti panjang lebar.
“Hm,, besok deh aku tanya’in sama temen aku yang ada di kelas sepuluh E” , kata
Ino yang sekarang duduk di kelas sepuluh D. “OK” , sahut Nestu semangat.
Hari rabu
kelas XII IPA 1 menerima pelajaran olahraga dan itu merupakan salah satu
pelajaran favorite siswa siswinya dibandingkan pelajaran kimia yang peminatnya
hanya sedikit. Sudah sekitar satu jam setengah para siswa berolahraga dengan
bermain volley, dan akhirnya diperbolehkan istirahat sebentar untuk jajan atau
mengganti pakaian. Hal itu dimanfaatkan Lisa dan Nesti untuk berganti pakaian,
karena mereka merasa sangat gerah memakai baju olahraga yang tebal itu. Di dalam perjalanan menuju toilet, Nesti dan
Lisa kembali berpapasan dengan sekumpulan siswa kelas sepuluh. Nesti yang sudah
mengenal wajah cowok wangi yang sering ia pikirkan itu berusaha menunjukan
cowok itu kepada Lisa. “sa, liat deh cowok yang memakai jam tangan, yang agak
tinggi itu, dia itu yang selama ini menganggu penciuman ku karena wangi
parfumnya” tunjuk Nesti kepada salah satu adik kelasnya yang baru saja lewat.
“yang mana, semuanya pake’ jam tangan deh,” jawab Lisa yang sibuk menerawang
sekumpulan adik kelas mereka yang mulai menjauh. “yah, udh nggk keliatan” ,
sahut Nesti dengan wajah kecewa.
****
Minggu pagi
yang yang sedikit mendung, seorang gadis masih saja terlelap di kasur empuknya
dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga hanya kepalanya yang kelihatan.
“Nesti,, bangun udh siang nih” , teriak ibunya dari luar pintu kamar Nesti,
gadis yang masih terlelap itu. “ini kan hari minggu ma, Nesti mau puas-puasin
tidur” , sahutnya setengah sadar ketika mendengar teriakan ibunya. “ckckck,
anak gadis tidak boleh bangun siang loh, walaupun ini hari minggu. Kamu harus
segera beresin rumah sebelum keluarga kita dating, malu kan kalau rumah nggak
bersih” sang ibu mulai berceramah kepada putrinya. Dengan malas Nesti terpaksa
bangun dari mimpi indahnya sebelum ibunya berceloteh lebih panjang.
Sekitar
pukul 10.00 semua keluarga Nesti telah berkumpul di rumah Nesti, hal ini biasa
dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi. Ino yang merupakan sepupu Nesti
juga hadir bersama adik kembarnya. “no, gimana ? udah tau nama cowok itu?”
Tanya Nesti yang tiba-tiba berada di dekat
Ino yang sedang asik bermain dengan adik kembarnya. “udah aku tanya’in sih
sama temanku, tapi katanya cowok-cowok di kelasnya tidak ada yang mempunyai
aroma parfum yang menyengat seperti yang kakak cerita’in” jawab Ino dengan muka
datar. “masa’ sih, apa dia bukan anak kelas sepuluh E ya?’ kata Nesti dengan
perasaan sedikit kecewa.
****
Setelah
mendengar pernyataan Ino siang tadi, Nesti jadi memikirkan kembali cowok wangi
yang membuat dirinya penasaran itu. “aneh ya, masa’ nggak nggak ada yang tau
sama cowok wangi itu?” gumamnya pada diri sendiri. Cukup lama memikirkan hal
itu membuat Nesti mengantuk dan akhirnya ia terlelap di tempat tidurnya.
“Pagi yang
cerah” seru Nesti yang kini bangun lebih awal dari biasanya, bahkan mengalahkan
bunyi alarm yang selalu dia pasang. Setelah siap dengan seragam putih
abu-abunya, Nesti pamit dengan ibunya untuk pergi ke sekolah. “nggak sarapan
Nes?” Tanya ibunya sambil menuangkan air susu untuk anak bungsunya Riky, adik
laki-laki Nesti satu-satunya karena mereka hanya 2 bersaudara. “Nesti kenyang
ma’ jawabnya singkat dan setelah beres memakai sepatu dia langsung pergi ke
sekolah.
Suasana yang
ramai yang sering di rasakan Nesti ketika datang terlambat, hari ini berubah
menjadi sepi karena dia dating ke sekolah masih terlalu pagi. “huh, datang awal
nggak seru, sepi banget !!” gerutunya pada diri sendiri sambil memainkan
handphonenya dan duduk di luar kelasnya. Tiba-tiba fiuhh… aroma itu kembali
tercium oleh indra penciuman Nesti, tetapi kali ini tidak ada seprang pun yang
berada di dekatnya. Sontak itu membuat Nesti heran sekaligus merinding karena
di dalam suasana sepi ini dia menghirup aroma yang sama dengan aroma parfum
adik kelasnya.
Tiba- tiba
ada sebuah tangan yang memegang pundaknya,
“HEI,, tumben datang awal?”, sahut orang itu yang ternyata Lisa.
“haishh, kamu ngagetin aja Lis, untung aku tidak mengidap sakit jantung, ” sahut
Nesti dengan wajah yang super terkejut karena ketika dia merasa merinding di
tengah suasana sepi, tiba-tiba ada yang memegang pundaknya. “haha,, emangnya
kenapa sih? Kok kaget gitu?” , Tanya Lisa yang mulai penasaran dengan tingkah
aneh temannya. “ng ng nggak ada apa-apa” jawabnya gugup. “ouh,, kirain” .
Bel sekolah
pun berbunyi, tak lama setelah Lisa dan teman-temannya yang lain datang ke
sekolah. Nesti terus memikirkan hal yang baru saja terjadi padanya, sampai guru
bahasa inggris memasuki kelasnya baru iya sedikit tersadar dari lamunannya.
TBC … hehe