Kamis, 25 April 2013

Dibalik Lirik Lagu



        Musim hujan tak kunjung berhenti, seakan ingin menelan cahaya mentari di bumi. Wajar memang , karena ini adalah bulan November, bulan dimana hujan akan turun lebat di bumi khatulistiwa. Seorang gadis masih saja termenung di depan jendela kamarnya sambil sesekali menggapai rintikan hujan yang turun dari atas atap rumahnya. Pandangannya kosong, entah apa yang ada dipikirannya sampai-sampai suara ribut diluar kamarnya tidak bisa mengganggu lamunannya.  Tisya Talita, itulah nama gadis berjilbab yang kini termenung di jendela kamarnya, dia baru saja menginjak usia 16 tahun sekitar sebulan yang lalu, tepatnya tanggal 15 oktober. Dan pada tanggal itu pula Tisya memantapkan hati untuk berhijab. Kedua orangtuanya sangat menyetujui keputusan putri bungsunya itu, begitu pula dengan Tino satu-satunya  kakak laki-laki Tisya yang kini sudah menjadi seorang mahasiswa di universitas negeri di kotanya.  
            Disaat  Tisya asik termenung, suara ketukan pintu terdengar beberapa kali, namun suara tersebut tidak bisa membuyarkan lamunannya sedikit pun. Hingga si pengetuk pintu yang ternyata ibunya, masuk dan menghampiri putrinya. “Tisya.. hello..” kata ibunya sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Tisya. “Eh, mama.. ngagetin Tisya aja “ , sahut Tisya terkejut dan lamunannya hilang seketika. “Kamu kenapa sayang ?? kok ngelamun gitu ?”, Tanya ibunya lembut. “Nggak kenapa-napa kok ma, hanya pengen ngelamun aja “, elak Tisya gugup, “ouh ya udah, ayo turun kita makan siang.. dari tadi pagi kan kamu belum makan ”, ajak ibunya sambil mendorong lembut anaknya keluar kamar.
            Malam yang dingin, Tisya kembali termenung dan sesekali menggumamkan sesuatu. “Apa yang harus aku katakana ya ?” gumamnya pelan  sambil mengetukkan jari  telunjuknya dimeja belajar. Tisya ternyata berpikir bagaimana menolak seorang cowok, karena kemarin malam, tepatnya malam minggu dia ditembak melalui sms oleh teman sekelasnya yang bernama Nicky, cowok serba lumayan, baik dari wajah maupun otaknya. Tisya ingin menolak cinta Nicky bukan karena dia tidak menyukai Nicky, tetapi karena dia sudah berprinsip untuk tidak berpacaran selama sekolah karena menurutnya akan mengganggu konsentrasi dalam belajar. Tisya masih belum memberikan jawaban atas penyataan Nicky, padahal besok, hari senin, Tisya pasti akan bertemu dengan Nicky karena mereka satu kelas. Itulah yang membuat Tisya merasa resah.
             Ketika Tisya memikirkan hal tersebut, tiba-tiba handphonenya berbunyi menandakan ada sms masuk. Dengan malas Tisya mengambil handphonenya yang berada diatas tempat tidur. Mata Tisya langsung membulat ketika melihat nama siapa yang tertera dilayar handphonenya. ‘NIKCY’, gumamnya. Dengan perlahan Tisya pun membuka pesan singkat yang dikirim Nicky.

Kau tak kan pernah sadari
Betapa ku mencintaimu
Kau yang selalu aku inginkan
      Kau tak kan pernah mengerti
      Betapa ku menyayangimu
      Kau yang selalu aku dambakan
            Deg,, Tisyan tertegun membaca is isms Nicky yang merupakan lirik lagu D’masiv dengan judul ‘Diam Tanpa Kata’. Ada perasaan lain yang menyelimuti hatinya, tapi buru-buru dia tepis dengan terus mengingat prinsip yang dia tanamkan. Tisya ragu untuk membalas atau tidak sms yang dikirim Nicky untuknya karena dia tidak mau berbuat kesalahan. Setah berpikir cukup lama, Tisya akhirnya membalas sms Nicky. 
>D’Masiv – Diam Tanpa Kata ^^
Tak lama kemudian, Tisya mendapat balasan lagi.
Ku ingin kau tahu diriku disini menanti dirimu..
Meski ku tunggu hingga ujung waktuku..
Dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamanya..
Deg,,, lagi-lagi perasaan itu dating dengan sendirinya, Tisya tersenyum simpul membaca sms itu dan mulai mengetik sesuatu untuk membalas sms tersebut.
>Ungu – Cinta Dalam Hati  
Setelah sms itu terkirim, Nicky tak kunjung membalas dan Tiaya memutuskan untuk berlayar ke dunia mimpi “good nite” gumamnya pelan.

****
            “Hmm,, beres,,” , kata Tisya kepada dirinya sendiri karena dia sudah selesai memakai jilbab putihnya. Dengan senyum manis, Tisya menghampiri neja makan yang telah dihuni pleh papa, mama, dan kakaknya. “Kenapa nih,, pagi-pagi udah m,enebar senyum” , ledek Tino sambil mengoleskan selai stoberi ke roti tawar. ‘Nggak,, pengen senyum aja,, hee” jawabnya santai, lalu Tisya dengan gesit mengambil roti kakaknya yang telah berlapis selai stroberi. “Hei,, itu roti kakak syaaa,,” sahut Tino jengkel dengan kebiasaan adiknya yang suka mengambil makanannya setiap kali sarapan. “Makasih ya kak,, ma, pa, Tisya pergi dulu ya.. Assalamu’alaikum.. “ sahutnya santai tanpa merasa bersalah. “Wa’alaikumsalam”, jawab mama papanya serempak, Tino mengambil roti lagi dengan jengkel.

****
            Hari ini, Tisya sudah memutuskan untuk mengatakan langsung kepada Nicky tentang penolakan cintanya, walaupun ada rasa berat didalam lubuk hatinya, setelah beberapa jam menerima pembelajaran dari guru Bahasa Indonesia dan guru Fisika, istirahat pertama pun tiba. Tisya sudah bersiap-siap untuk berbicara langsung dengan Nicky. Ketika teman-teman dikelas sudah pergi ke kantin hanya beberapa yang tinggal di kelas, termasuk Tisya dan Nicky. Tisya pun memberanikan diri mendekati Nicky. “Ehem.. boleh aku bicara sebentar  sama kamu Nic ?”, sahut Tisya membuka pembicaraan. “iya,, mau ngomong apa Tis?” , jawab Nicky datar seolah tidak terjadi apa-apa antara mereka berdua. “Aku… aku.. nggk bisa nerima kamu Nic, bukan karena aku nggk suka sama kamu, tapi karena aku tidak mau berpacaran terlebih dahulu sebelum selesai sekolah, jadi bisa kan kalau kita hanya berteman?? “ , kata Tisya sesantai mungkin, karena dia juga gugup untuk mengatakan itu semua. Seketika suasana menjadi hening, baik Tisya maupun Nicky tidak ada yang berbicara.
            Sekitar 2 menit kemudian, akhirnya Nicky membuka mulut untuk menanggapi jawaban Tisya. “Makasih udah jujur Tis, aku… hem.. kita berteman saja” , katanya agak tertahan dan lagi ekspresi yang ditunjukannya masih saja datar. “Ya udah Tis, aku ke toilet dulu ya..” , kata Nicky tiba-tiba..., dia pun pergi meninggalkan Tisya yang masih bingung dengan ekspresi Nicky.

****
            Sejak hari itu, hari dimana Tisya menolak Nicky. Tisya tidak lagi mendapatkan sms lirik lagu romantis yang biasa Nicky kirimkan. Sudah sekitar seminggu, handphone Tisya tidak dikejutkan lagi oleh nada dering sms yang biasa datang dari Nicky. Di kelas oun Tisya jarang berinteraksi dengan Nicky, kecuali membiacarakan tugas kelompok jika mereka satu kelompok. Kadang Tisya merasa kesepian melihat handphonenya yang kini jarang sekali berbunyi.
            Hari ini hari rabu, dimana kelas Tisya akan melakukan olahraga. Disaat suasana rebut oleh sorakan teman-temannya untuk menyemangati perlombaan lari, Tisya hanya duduk diam diatas rerumputan sambil mencabuti rumput-rumput yang tak bersalah. “Lin, kamu tau nggak kenapa hari ini Nicky nggak masuk sekolah? Soalnya kan kamu teman sebangkunya “ , Tanya salah satu teman Tisya yang bernama Dhini kepada teman disebelahnya Allin. Tisya yang tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka pun mencoba menguping.
            “Sebenernya aku juga nggak tau pasti sih Din, tapi kata Dirly teman akrabnya, Nicky lagi melakukan kemotherapy “ , jawab Allin serius. “Kemotherapy apa? Emangnya Nicky sakit apa ?”, Tanya Dhini bertubi-tubi karena dulu dia pernah suka dengan Nicky, tetapi ditolak Nicky dan akhirnya Dhini melampiaskan kekecewaannya dengan menerima penyataan cinta dari Jony. Alhasil sekarang Dhini dan Jony berpacaran walaupun mereka sering sekali bertengkar.
            “Hmm.. kalau tentang penyakitnya aku tidak kurang tau juga Din, soalnya ketika aku mau nanya’in penyakitnya, Dirly keburu pergi” , jawabnya sedikit kecewa. Tisya yang dari tadi menguping pembicaraan Dhini dan Allin menjadi khawatir tenyang keadaan Nicky, dan dia memutuskan untuk bertanya langsung kepada Dirly yang kelasnya berbeda dari Tisya dan Nicky.

****
            Sepulang dari sekolah , Tisya langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, rencananya untuk bertanya kepada Dirly gagal, karena pada jam istirahat, pelajaran Biologi mengambil  jam istirahat untuk melakukan praktikum di kelas Tisya. Sekitar setengah jam Tisya merenggangkan ototnya di tempat tidur, dia teringat sesuatu, “Ya Allah,, aku belum solat dzuhur” , kagetnya pada diri sendiri. Dia pun segera pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu’ dan setelahnya melaksanakan sholat dzuhur. Tepat setelah salam, handphone Tisya berbunyi , Tisya berdoa sebentar dan setelahnya dia menggapai handphone nya yang berada di di meja belajar. Masih dengan mengenakan mukena, Tisya membuka pesan singkat yang ternyata dari seseorang yang selama ini dia rindukan “Nicky..”, jeritnya tertahan. 
Dirimu dihatiku..
Tak lekang oleh waktu..
Meski kau bukan milikku..
Intan permata yang t’lah pudar..
Tetap bersinar..
Mengusik kesepian.. jiwaku.. 
Tisya merasa sedih ketika membaca lirik lagu yang dikirim Nicky, entah kenapa airmatanya menetes dengan sendirinya. Dengan tetap meneteskan air bening di matanya, Tisya pun membalas sms Nicky.
>Kerispatih – Tak Lekang Oleh Waktu 
Setelah beberapa menit yang seperti berjam-jam bagi Tisya, akhirnya Nicky kembali membalas smsnya.
 Dan bila.. ku jauh darimu..
Maka izinkanlah diriku..
Memeluk erat bayangmu..
Dan bila.. ku kan datang kembali..
Sambutlah ku dengan senyummu cinta..
Dan bila….
Sakit.. rasa yang kini tertambat dihati Tisya saat menggumamkan lirik lagu ‘Dan Bila - Second civil’ ini, baginya lagu ini memberikan makna yang menyedihkan.
Dan Bila – Second Civil  T.T
Lagi-lagi hanya kalimat itu yang diketik oleh Tisya untuk mengungkapkan isi hatinya. Setelah menunggu hingga setengah jam, balasan yang dinanti Tisya tak kunjung tiba. Dia pun memilih untuk makan siang karena perutnya sudah memberontak untuk diberi  makan.

****
            Seperti biasa, setelah memakai  jilbab, Tisya bergegas pergi kesekolah untuk menanyakan penyakit Nicky kepada Dirly. Tapi sayang, ternyata hari ini Dirly tidak masuk sekolah. Dengan perasaan 
kecewa Tisya kembali ke kelasnya. Net, net,net.. bel berbunyi tapat pukul 07.00 dan Tisya lagi-lagi termenung di tempat duduknya sambil memperhatikan bangku Nicky yang berada di pojok depan. Setalah 10 menit berlalu, bu’ Nina guru kimia baru memasuki kelas.
            ”Anak-anak, ibu akan menyampaikan sebuah berita duka untuk kalian dan mungkin juga untuk seluruh sekolah yang mengenal almahrum. Semalam teman kalian Nicky, telah kembali ke sisi Allah SWT. Almahrum meninggal karena mengidap penyakit kanker paru-paru, hiks hiks” , kata bu’ Nina sambil mengusap air matanya. Seluruh murid di kelas tampak sedih. Tisya bergumam kecil ‘innalillahi wainnalillahi roji’un’, kemudian dia terdiam, bulir-bulir bening mulai mengalir di pelupuk matanya. Rasa terkejut, sedih, sakit, tercampur aduk menjadi satu di dalam hatinya. Nicky yang selam ini mengacaukan hati dan pikirannya, yang selalu mengirimkan lirik lagu indah untuknya, yang selalu tertanam dihatinya walaupun dia berusaha menyangkal, kini telah tiada, pergi untuk selamanya meninggalkan Tisya dan teman-temannya dalam kesedihan.
****
            Tiga hari setelah kepergian Nicky, tapi Tisya masih saja termenung dikamarnya, dia tidak ingin pergi ke sekolah. Mama dan papanya serta kakaknya hanya bisa memberikan semangat moral untuk Tisya. Mungkin Tisya membutuhkan waktu untuk menerima kenyataan yang ada. “Tisya.. ada tamu untukmu nak ” , kata mamanya dari luar pintu sambil mengetuk pintu kamar Tisya. “Masuk” , jawabnya singkat. Tamu tersebut ternyata Dirly, “Hai Tisya,, boleh aku masuk?” , Tanya Dirly canggung. “Hmm”, jawab Tisya dengan deheman.
            “Aku kesini cumin mau memberikan surat terakhir dari Nicky buat kamu “, kata Dirly sambil menyodorkan sebuah surat dengan sampul biru. Tisya yang tadinya tidak peduli dengan kedatangan Dirly kini berbalik dan mengambil surat yang diberikan Dirly. “Ya udah,, aku pulang dulu ya Tis.” Sahut Dirly pamit. “Makasih ya” , kata Tisya dengan suara bergetar. Setelah Dirly pergi, Tisya langsung membuka surat Nicky.
To.  Tisya Talita (my love)
Assalamu’alaikum wr. Wb

Tisya.. aku tidak bisa menulis kata-kata romantic seperti para pujangga ataupun penyair. Jadi, aku hanya bisa mengutip lirik lagu untuk mu.
Tisya.. aku suka kamu dari dulu, dari sebelum kamu pakai jilbab dan sampai kamu memakai  jilbab. Jujur, kamu semakin cantik kalau memakai jilbab J
Tisya.. walaupun kamu menolak cintaku, aku akan tetap mencintaimu, menyayangimu, hingga ujung waktuku.
Tisya.. maafkan aku jika aku pernah menyakitimu..
Tisya.. I Love You..

Wassalamu’alaikum wr, wb

Nicky    (your love)

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar