Sabtu, 27 April 2013

Smell Good Boy



*Ini merupakan cerbung (cerita bersambung) hehe^^

Fiuhhh.. aroma yang begitu menyengat tercium oleh indra penciuman seorang gadis mungil bernama Nesti yang ingin pergi ke toilet bersama teman sebangkunya Lisa. “sa, apa kamu mencium aroma yang sangat nyaman tadi ?”, Tanya Nesti antusias karena mencium aroma yang sangat wangi ketika berpapasan dengan siswa kelas  sepuluh. “Nggak !!”, jawab Lisa cuek. “Ah, hidungmu pasti lagi nggak beres deh sa” , sahut Nesti kesal. “Hm,, maybe.. hehe emangnya tadi kamu nyium bau apa? Bau wc? Haha” , Tanya Lisa sambil mengejek. “Bukan bau wc, tapi bau parfum yang sangat menyengat, wangi banget.. hihi” , jawabnya sambil nyengir. “Oh,, pasti parfum dari salah satu adik kelas tadi ya ?´, sambung Lisa. “Maybe”, balas Nesti singkat.
****
Setelah kejadian di sekolahnya, di rumah Nesti tak henti-hentinya memikirkan aroma parfum yang begitu menyengat dari salah satu adik kelasnya itu. “apa dia mandi parfum yah?” , pikirnya yang mulai mengaur, “siapa ya cowok itu .. hihi” , gumamnya lagi sambil senyum-senyum sendiri. Saking asiknya melamun, Nesti sampai tidak sadar kalau dari tadi ibunya memanggil. “Nes,, kamu ngapain sih, dari tadi mama panggil nggak respon..” , sahut ibunya yang kini telah berada di kamar Nesti.
 Nesti pun tersentak dan tersadar dari lamunannya. “Eh, mama.. ada apa ma? ”, jawabnya santai. “Mama mau keluar sebentar, jaga rumah ya, jangan sampe’ kamu tinggalin” , pesan sang Ibu pada anaknya. “Oke mom”, kata Nesti sambil membuat lingkaran dengan jari telunjuk dan jari jempolnya. Setelah ibunya pergi, Nesti kembali ke aktivitas yang tadi sempat terganggu, yaitu MELAMUN.
****
            “Ting-ting bukan permen, ting-ting bukan biscuit, ting-ting bukan permen ting-ting bukan biscuit”. Alarm dikamar Nesti berbunyi dengan nyaring dan Nesti sama sekali tidak berpengaruh dengan suara tersebut, dia malah masih terlelap ke alam mimpi. “Ting-ting bukan permen ting-ting bu……” alarm itu berhenti karena Ibu Nesti tiba-tiba masuk ke kamarnya dan mematikan alarm Nesti yang sangat mengganggu itu.
            “Nesti.. bangun,..” , teriak ibunya tepat di telinga Nesti. “hmm,” gumamnya sebentar kemudian dia tidur lagi tanpa menghiraukan ibunya yang hanya bias geleng kepala melihat  tingkah anak sulungnya itu. “Nes,, kamu nggak mau sekolah ya ? udah jam 06.40 nih” , sahut ibunya berharap anaknya bisa bangun. Nesti yang setengah sadar mendengarkan omongan ibunya dan dia pun bergegas bangun dari tempat tidurnya. “ah mama bangun Nesti telat,”, sahutnya sebelum masuk ke kamar mandi. Ibunya hanya menggeleng untuk yang kedua kalinya melihat tingkah laku anaknya yang sudah menginjak masa transisi antara remaja menuju dewasa itu.
            Jam telah menunjukan pukul 06.55 dan Nesti baru saja memakai sepatu dengan tergesa-gesa. Untung saja jarak rumahnya dengan sekolah tidak terlalu jauh sehingga tidak memakan waktu lama untuk segera sampai ke sekolah.
            Tet, tet, tet, bel sekolah telah berbunyi tepat setelah Nesti memasuki gerbang sekolah, dia pun berlari menuju kelasnya yang lumayan jauh karena terletak di ujung bangunan sekolah. Sekitar lima langkah menuju kelasnya, terlihat sekumpulan siswa laki-laki kelas sepuluh yang berjalan kearah berlawan dengan Nesti sehingga mereka berpapasan. Seketika Nesti berhenti karena aroma parfum yang sama seperti kemarin kembali singgah di indra penciumannya. Dia pun berbalik dan melihat sekumpulan siswa itu yang sudah mulai menjauh. “Hei,,, cepat masuk, nanti keburu bu Liana masuk” , sahut Lisa yang tiba-tiba sudah berada di dekatnya sambil memegang pundak Nesti. “Astaga, ngagetin aja kamu sa,” sahut Nesti dengan wajah terkejut.

****
            Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 09.58, Nesti dan Lisa mulai menghitung detik demi detik waktu sampai jam menunjukan pukul 10.00 dan bel istirahat akan berbunyi. Itu adalah salah satu hobby aneh yang sering mereka lakukan untuk menunggu waktu istirahat. “Yes” gumam mereka bersamaan. Bu Elis guru fisika pun pamit keluar dari kelas mereka setelah 2 jam mengajar di kelas XII IPA 1 ini.  “Let’s go kantin”, kata Lisa semangat.
            Nesti dan Lisa pun pergi ke kantin dengan langkah cepat karena kelas mereka jauh dari kantin. Jika  mereka terlambat ke kantin, maka mereka harus rela desak-desakkan untuk mengambil makanan.
            “huh,, untung kita cepat ke kantin, jadi gampang deh ngambil pop mie” , sahut Lisa dengan tangan kanan yang memegang pop mie dan tangan kirinya memegang minuman. “he’eh” sambung Nesti singkat. Mereka pun kembali ke kelas untuk menikmati makanan mereka karena di kantin sudah mulai penuh.
            Saat melewati kelas X E, Nesti melihat seorang siswa yang sedang duduk di kursi depan kelasnya sambil memainkan handphone. Fiuhh,, aroma itu kembali mengganggu indra penciumannya, dan itu membuat Nesti yakin kalau aroma parfum yang dia hirup belakangan ini bersumber dari adik kelasnya yang tadi memainkan handphone.
            Sesampainya di kelas, “sa, cowok tadi pakai parfum apa ya? Kok wangi banget” , tanya Nesti kepada Lisa yang sedang asik menikmati pop mie. “yang mana? “ , tanya Lisa balik dengan mulut yang penuh dengan mie. “ckck, yang tadi duduk di kelas X E itu loh, masa kamu nggak liat !” , kata Nesti yang mulai kesal sambil meniup poninya. “hmm, mau gimana lagi, wong aku emang nggak liat..” , jawabnya santai. “huhh,, ya udah deh kalau nggak liat” , sahut Nesti yang akhirnya menyerah berbicara dengan teman sebangkunya yang aneh itu.
****
            Setelah pertemuannya singkat dengan adik kelasnya  yang wangi itu, Nesti jadi berinisiatif untuk menanyakan nama cowok itu kepada adik sepupunya sekarang sudah kelas satu SMA, sama dengan cowok wangi itu.  “no, kamu kenal nggak sama anak kelas sepuluh E yang wangi ? “ , Tanya langsung ketika Ino adik sepupunya berkunjung ke rumahnya. “yang wangi ?? cowok apa cewek?” Tanya Ino heran. “cowok,,  dia itu wangi banget, hihi jadi pengen tau nama nya haha “ ucapnya blak-blakkan. “ckckck, emang cowok di kelas kakak bau-bau ya? Sampe aneh gitu nemu cowok wangi” sahut Ino yang kedengarannya mengejek. “aishh,, nggak juga gitu kali ya, cowok itu tuh beda no, dia tuh wangi yang overdosis, walaupun tampangnya biasa aja.” Jelas Nesti panjang lebar. “Hm,, besok deh aku tanya’in sama temen aku yang ada di kelas sepuluh E” , kata Ino yang sekarang duduk di kelas sepuluh D. “OK” , sahut Nestu semangat.
            Hari rabu kelas XII IPA 1 menerima pelajaran olahraga dan itu merupakan salah satu pelajaran favorite siswa siswinya dibandingkan pelajaran kimia yang peminatnya hanya sedikit. Sudah sekitar satu jam setengah para siswa berolahraga dengan bermain volley, dan akhirnya diperbolehkan istirahat sebentar untuk jajan atau mengganti pakaian. Hal itu dimanfaatkan Lisa dan Nesti untuk berganti pakaian, karena mereka merasa sangat gerah memakai baju olahraga yang tebal itu.  Di dalam perjalanan menuju toilet, Nesti dan Lisa kembali berpapasan dengan sekumpulan siswa kelas sepuluh. Nesti yang sudah mengenal wajah cowok wangi yang sering ia pikirkan itu berusaha menunjukan cowok itu kepada Lisa. “sa, liat deh cowok yang memakai jam tangan, yang agak tinggi itu, dia itu yang selama ini menganggu penciuman ku karena wangi parfumnya” tunjuk Nesti kepada salah satu adik kelasnya yang baru saja lewat. “yang mana, semuanya pake’ jam tangan deh,” jawab Lisa yang sibuk menerawang sekumpulan adik kelas mereka yang mulai menjauh. “yah, udh nggk keliatan” , sahut Nesti dengan wajah kecewa.
****
            Minggu pagi yang yang sedikit mendung, seorang gadis masih saja terlelap di kasur empuknya dengan selimut yang menutupi tubuhnya hingga hanya kepalanya yang kelihatan. “Nesti,, bangun udh siang nih” , teriak ibunya dari luar pintu kamar Nesti, gadis yang masih terlelap itu. “ini kan hari minggu ma, Nesti mau puas-puasin tidur” , sahutnya setengah sadar ketika mendengar teriakan ibunya. “ckckck, anak gadis tidak boleh bangun siang loh, walaupun ini hari minggu. Kamu harus segera beresin rumah sebelum keluarga kita dating, malu kan kalau rumah nggak bersih” sang ibu mulai berceramah kepada putrinya. Dengan malas Nesti terpaksa bangun dari mimpi indahnya sebelum ibunya berceloteh lebih panjang.
            Sekitar pukul 10.00 semua keluarga Nesti telah berkumpul di rumah Nesti, hal ini biasa dilakukan dalam rangka menjalin silaturahmi. Ino yang merupakan sepupu Nesti juga hadir bersama adik kembarnya. “no, gimana ? udah tau nama cowok itu?” Tanya Nesti yang tiba-tiba berada di dekat  Ino yang sedang asik bermain dengan adik kembarnya. “udah aku tanya’in sih sama temanku, tapi katanya cowok-cowok di kelasnya tidak ada yang mempunyai aroma parfum yang menyengat seperti yang kakak cerita’in” jawab Ino dengan muka datar. “masa’ sih, apa dia bukan anak kelas sepuluh E ya?’ kata Nesti dengan perasaan sedikit kecewa.
****
            Setelah mendengar pernyataan Ino siang tadi, Nesti jadi memikirkan kembali cowok wangi yang membuat dirinya penasaran itu. “aneh ya, masa’ nggak nggak ada yang tau sama cowok wangi itu?” gumamnya pada diri sendiri. Cukup lama memikirkan hal itu membuat Nesti mengantuk dan akhirnya ia terlelap di tempat tidurnya.
            “Pagi yang cerah” seru Nesti yang kini bangun lebih awal dari biasanya, bahkan mengalahkan bunyi alarm yang selalu dia pasang. Setelah siap dengan seragam putih abu-abunya, Nesti pamit dengan ibunya untuk pergi ke sekolah. “nggak sarapan Nes?” Tanya ibunya sambil menuangkan air susu untuk anak bungsunya Riky, adik laki-laki Nesti satu-satunya karena mereka hanya 2 bersaudara. “Nesti kenyang ma’ jawabnya singkat dan setelah beres memakai sepatu dia langsung pergi ke sekolah.
            Suasana yang ramai yang sering di rasakan Nesti ketika datang terlambat, hari ini berubah menjadi sepi karena dia dating ke sekolah masih terlalu pagi. “huh, datang awal nggak seru, sepi banget !!” gerutunya pada diri sendiri sambil memainkan handphonenya dan duduk di luar kelasnya. Tiba-tiba fiuhh… aroma itu kembali tercium oleh indra penciuman Nesti, tetapi kali ini tidak ada seprang pun yang berada di dekatnya. Sontak itu membuat Nesti heran sekaligus merinding karena di dalam suasana sepi ini dia menghirup aroma yang sama dengan aroma parfum adik kelasnya.
            Tiba- tiba ada sebuah tangan yang memegang pundaknya,  “HEI,, tumben datang awal?”, sahut orang itu yang ternyata Lisa. “haishh, kamu ngagetin aja Lis, untung aku tidak mengidap sakit jantung, ” sahut Nesti dengan wajah yang super terkejut karena ketika dia merasa merinding di tengah suasana sepi, tiba-tiba ada yang memegang pundaknya. “haha,, emangnya kenapa sih? Kok kaget gitu?” , Tanya Lisa yang mulai penasaran dengan tingkah aneh temannya. “ng ng nggak ada apa-apa” jawabnya gugup. “ouh,, kirain” .
            Bel sekolah pun berbunyi, tak lama setelah Lisa dan teman-temannya yang lain datang ke sekolah. Nesti terus memikirkan hal yang baru saja terjadi padanya, sampai guru bahasa inggris memasuki kelasnya baru iya sedikit tersadar dari  lamunannya.

TBC … hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar